home

Senin, 11 Oktober 2010

Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau

Permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi (listrik, BBM) yang diiringi dengan semakin menyusutnya ruang terbuka hijau mendorong berbagai kalangan (arsitek, arsitek lanskap, desainer interior, produsen bahan bangunan, dan lain-lain) untuk berpikir ulang tentang paradigma membangun rumah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, atau arsitektur hijau.

Konsep hijau

Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang arsitektur hijau. Ada yang beranggapan besaran volume bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB) harus lebih kecil dari koefisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan. Perbandingan KDB (50-70 persen) dan KDH (30-50 persen) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten.

Keterbatasan lahan mendorong optimalisasi setiap jengkal lahan dan fungsi setiap ruang. Tidak ada ruang yang terbuang atau mati. Ketersediaan lahan hijau dikembangkan optimal di halaman depan, samping, belakang, serta teras balkon depan, dan tengah/samping. Taman merupakan bagian dari penghijauan rumah yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan kota, mendinginkan udara sekitar rumah, mendapatkan pemandangan alam, dan ruang bermain. Tidak sekadar hijau.

Cukup adalah cukup. Gejala perbesaran volume bangunan rumah-rumah tinggal sudah waktunya dialihkan karena sangat tidak efisien dan tidak efektif (boros waktu dan dana) serta tidak aman (secara sosial). Kebutuhan utama penghuni rumah menjadi prioritas utama. Massa bangunan lebih menjadi ruang-ruang fungsional.

Arsitektur hijau mengoptimalkan lahan rumah sebagai ruang hijau kota. Rumah dengan konsep arsitektur hijau merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya.

Senyawa arsitektur + hijau

Desain rumah dan ruang-ruangnya sesuai dengan karakter kepribadian penghuni rumah. Sebagai suatu senyawa, arsitektur bangunan rumah dan taman tentu harus selaras. Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semi terbuka di taman samping. Sebaliknya, fungsi ruang keluar menerus ke dalam ruang. Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.

Rumah dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Bentuk geometris dan proporsional tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang tegas.

Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih.

Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis. Keterbatasan rumah mensyaratkan teras-teras lebar (depan, samping, belakang), ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.

Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.

Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) berguna menjaga kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk.

Pintu dan jendela kaca selebar mungkin dan memakai tembok dan kusen seminim mungkin menjadikan ruang terasa lega. Pintu dan jendela bisa dibuka selebar-lebarnya. Lantai teras dan ruang dalam dibuat dari material sama dan menerus rata (tidak ada beda ketinggian lantai) membuat kesatuan ruang terasa luas dan menyatu dengan ruang luar (taman) di depannya.

Dinding, pintu, dan jendela dari media kaca memberikan bukaan maksimal. Dinding luar transparan sangat efektif mengembalikan kembali hak ruang luar (taman) ke dalam bangunan. Dinding ruang yang menghadap ke teras di penuhi jendela dan pintu kaca (lipat) yang lebar dan panjang hingga menyentuh lantai dan menciptakan kesatuan visual antara ruang dalam rumah dan teras.

Dinding bangunan atau dinding pagar dapat pula ditumbuhi tanaman rambat sebagai kulit hijau bangunan yang berfungsi sebagai penghambat radiasi sinar matahari dan menjaga kestabilan suhu permukaan dinding serta menyejukkan visual sekitar.

Bagi lahan yang sempit, taman dapat diletakkan di tengah-tengah rumah yang berfungsi sebagai pengikat semua unsur rumah. Kamar tidur, ruang tamu/keluarga, dan dapur diarahkan mengelilingi menghadap ke arah taman.

Teras atas dan atap rumah merupakan lahan potensial sebagai lahan hijau, seperti atap rumput, teras rumput, atau taman teras atas. Atap dan teras atas yang ditutupi rumput merupakan konsekuensi pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa bangunan di bawahnya.

Optimalisasi void menciptakan sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami yang sangat membantu dalam penghematan energi. Desain void yang tepat dapat mengurangi ketergantungan penerangan lampu listrik terutama di pagi hingga sore hari dan pemakaian kipas angin atau pengondisi udara yang berlebihan. Void dalam bentuk taman (kering) dapat berfungsi sebagai sumur resapan air.

Persenyawaan bangunan dan taman dalam konsep arsitektur hijau memiliki banyak keuntungan bagi rumah itu sendiri, lingkungan sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Rumah memiliki sistem terbuka. Maka, setiap rumah yang dibangun berdasarkan konsep arsitektur hijau dapat mengurangi krisis energi listrik dan BBM serta krisis kualitas lingkungan sekitar.

NIRWONO JOGA, Penggiat Arsitektur Hijau

Selasa, 24 Agustus 2010

sebuah permulaan..........

Mengenali dan menemukan potensi:

Tuhan telah menggariskan takdir masing-masing dengan potensi yang diberikannya kepada manusia. Agar manusia dapat menjadi makhluk terbaik dan layak menjadi pemimpin di muka bumi.
Potensi setiap orang berbeda-beda, justru karena itu dunia menjadi berwarna dan saling melengkapi dan menggenapkan. Seperti Sahabat -sahabat Rasul yang besar karena mampu mengoptimalkan potensinya masing-masing. Seperti Khalid bin Walid dengan kecerdasan dan strategi perangnya, Abu Darda dengan kedalaman berpikir dan hikmahnya, Ibnu Mas'ud dengan kedalaman ilmu agamanya, Abu Hurairah dengan kekuatan daya ingatnya, Abdurahman bin Auf dengan kedahsyatan insting bisnisnya, Mu'adz bin Jabal dengan kefahaman ilmu fiqhnya, Abbas bin Abdul Muthalib dengan kecerdikan visioner dan kekuatan 'kata-kata'nya, Zaid bin Tsabit dengan ketelitian dan kehati-hatiannya, Umar bin Khathab dengan ketegasan dan kepemimpinannya, juga sahabat-sahabat lainnya.  

Untuk itu bagi mereka yang masih bingung dengan potensi yang dimilikinya, ada beberapa indikator untuk dapat mengenali potensi dasar tersebut. Dan itu merupakan potensi kita bila:

1. Terima Kasih.
Orang lain paling banyak mengucapkan "TERIMA KASIH" kepada kita untuk hal tersebut.

2. WOW!
Seringkali orang lain berkata "WOW!" untuk pekerjaan kita tersebut.

3. Bayar
Mereka berani memBAYAR kita untuk itu. Biasanya karena kita melakukannya dengan hasil terbaik dan memuaskan.

4. Hanya kita yang BISA

Saat berada dalam kondisi tertentu, orang-orang pun mencari kita dan mengatakan, "Hanya kamu yang BISA lakukan itu!".

5. UNTUNG ada kita.
Dimana kita benar-benar dibutuhkan dalam hal tersebut, dan orang lain berkata, "UNTUNG ada kamu!" dan menganggap kita sebagai penyelamat.

Ada lagi indikator lain yakni:

1. Kita menyukai hal itu.
Ini mutlak, biasanya kita akan mengerjakan sesuatu dengan baik bila kita menyenanginya terlebih dahulu.
Artinya kecenderungan dan minat kita memang ke situ. 

2. Kita cepat belajar tentang hal itu.
Saat orang lain perlu beberapa waktu untuk mempelajarinya, kita mampu mengerjakannya dengan lebih cepat dan tanpa kesulitan berarti.

3. Kita mampu memberikan yang terbaik dalam hal itu.
Pasti kita pernah mengerjakan sesuatu dengan hal yang kita sukai, kita cepat belajar tentang itu, dan kita mampu memberikan yang terbaik dalam hal itu.

Jika, kita dapat menemukan sebuah karya yang terdapat lima + tiga indikator di atas, insyallah bisa dipastikan itu adalah potensi kita. Maka fokuslah terhadapnya. Karena bisa jadi potensi itu adalah bidang kita yang menjadikan kita sebagai pribadi yang sukses dan bermanfaat. Baik di dunia maupun di akhirat.

Mario Teguh,